Merubah Pasangan?

Merubah Pasangan?
Merubah Pasangan?
:> Saat sebelum menginjakkan jejak di dunia pernikahan, barangkali ada di antara kita yang bermimpi ingin mengubah pasangannya

:> Boleh atau tidak berlaku begitu? | Sebelum bertanya "boleh atau tidak", baiknya renungkan beberapa hal berikut

:> Pertama, bahwa pasangan kita, bisa jadi adalah orang yang baru kita kenal dalam hitungan bulan. Apalagi jika perkenalannya melalui proses ta'aruf syari

:> Bukan berarti salah juga ketika mensegerakan menikah dalam hitungan bulan, sementara belum kenal terlalu dalam

:> Kedua, bahwa pasangan kita bukan sesosok mahluk sempurna yang selalu punya apa yang kita inginkan

:> Maka sungguh amat kasihan pasangan kita jikalau dia harus menerima pengubahan dari orang yang baru dikenalnya

:> Baiknya, kenali lebih dalam dulu siapa dirinya, bagaimana karakternya dan sebagainya. Proses ini tidak harus dilakukan saat ta'aruf/khitbah

:> Saat fase awal pernikahan, hal ini pasti dan wajar terjadi, sehingga kita butuh mewajarkan diri terhadap hal ini

:> Ketika sudah ada proses pewajaran diri, maka kekhawatiran untuk tidak bisa menghadirkan yang sempurna bisa diminimalisir

:> Selanjutnya, kalo perlu disepakati apa yang perlu dirubah atau apa yang bisa dirubah, di antara keduanya

:> Maka mengubah pasangan itu boleh, tapi tidak harus. Perhatikan apa yang mau dirubah, dan standar apa yang digunakan untuk merubah.[Luky B Rouf/Jikindra Blog]

1 komentar:

Tentu butuh perjuangan dan perhatian ekstra untuk dapat mengubah 'karakter' seseorang. Mengubah dari acuh tak acuh menjadi peduli. Dari pemarah ke sabar. Dari pemboros ke hemat. Dari pemalas ke rajin. Tentu butuh proses dan waktu untuk memulai dan mendapatkan hasilnya. Salam cemerlang.

Speak Up Your Mind!
Tell us what you're thinking!

Terima kasih sudah berkomentar

About

Blog for Syariah and Khilafah. Berbagi catatan sederhana sebagai bentuk dukungan terhadap penjuangan penegakan Syariah dan Khilafah dan penolakan terhadap sistem kufur demokrasi.
Temukan Saya di Google+

Entri Baru