Berhala yang Tak Patut Dipuja

Berhala yang Tak Patut Dipuja
Berhala yang Tak Patut Dipuja
Kamar Vani penuh dengan tempelan poster foto artis. Mulai dari foto artis lokal, nasional, sampai internasional hampir ada. Lengkaplah pokoknya. Sampai kamarnya nggak beda jauh sama tempat pameran lukisan ^_^. Yah, Vani memang penggemar berat selebritis.

Selebritis memang identik dengan popularitas. Artinya siapapun yang terkenal dan populer karena mampu member sumbangsih hiburan dalam wujud apapun, ia berkesempatan mendapatkan titel selebritis. Selebritis bisa seorang artis, penyanyi, pelawak atau bisa jadi seorang juru dakwah. Asal ia bisa tampil menghibur dimuka umum dengan nuansa menghibur, lalu ia bisa jadi populer karenanya maka ia bisa disebut selebritis.


Ketika seseorang dikenal banyak orang dan menjadi populer, maka akan banyak pula orang yang ingin mengenal pribadinya. Ingin mengikuti segala yang ada pada orang tersebut. Segala hal yang biasa-biasa aja pada orang lain, tapi pada orang yang udah terkenal hal itu bisa menjadi luar biasa. Contoh nih, makan di restoran itu biasa aja kalo dilakukan sama orang biasa. Tapi akan menjadi cerita menarik kalo yang makan di restoran itu adalah seorang yang terkenal. Karena itu, dengan popularitasnya tersebut ia terbentuk jadi sosok baru yang disebut selebriti.

Saat Idola Menjadi Berhala

Dunia selebritis memang penuh pesona dan glamour. Sanjungan, pujian, ketenaran, dan materi yang berlimpah membuat dunia selebritis kaya akan peminat. Meniru dan mencontoh adalah hal yang bakal selalu saja dilakukan manusia. Sikap untuk meniru emang nggak semuanya salah, tapi nggak semuanya juga bener lho! Meniru dalam hal yang baik tentu sangat dianjurkan, bahkan bisa berbuah pahala. Contoh aja nih, ketika meniru keberanian sahabat Mush’ab bin Umair yang rela meninggalkan segala kemewahan hidupnya demi mempertahankan aqidahnya. Atau meniru kedermawanan Utsman bin Affan dalam menginfaqkan hartanya di jalan Allah. Tentu ini menjadi satu hal yang sangat pantas kita tiru.

Tapi ini akan beda cerita kalo ternyata yang kita tiru adalah para selebritis di masa sekarang. Ketika seorang selebritis yang diidolakan mengenakan pakaian yang serba ketat dan mempertontonkan aurat, maka dengan serta merta akan banyak orang yang mengikuti. Ato sekedar mereka potong rambut dengan model aneh, tak pelak berduyun-duyun banyak remaja yang akan mengikutinya. Begitu mudahnya orang meniru para selebritis ini. Padahal nggak ada jaminan kebaikan pada orang yang dicontoh itu lho!

Hal ini mengingatkan kita pada kaum nasrani dan yahudi. Mengapa kaum nasrani dan yahudi ini dianggap menjadikan para rahib/orang alim mereka sebagai Tuhan (At-Taubah: 31)? Padahal dalam kenyataannya mereka tidaklah menyembah para rahib itu? Yah, ini tidak lain dikarenakan mereka selalu saja mengiyakan apa yang dihalalkan dan diharamkan oleh para rahib. Begitu pula mereka mengikuti aturan dan syariat yang ditetapkan oleh para rahib, padahal aturan yang mereka tetapkan kadang bertentangan dengan hukum Allah. Nah, bila demikian maka orang yang selalu mengikuti tingkah-pola selebritis idolanya tanpa peduli melanggar syariat atau tidak berarti mereka nggak jauh beda donk sama orang nasrani dan yahudi ini bukan?

Urusan mengikuti sang idola dan bintang pujaan tak jarang membuat orang melupakan aqidahnya. Tak peduli sang idola beragama nasrani, yahudi atau apalah. Padahal Rasulullah sendiri pernah bersabda, “Seseorang itu bersama dengan orang yang dicintainya.” (HR. Muslim)


Idola Sejati

Pada sebuah kesematan, Rasulullah pernah bersabda, “Janganlah kalian memujiku secara berlebihan seperti halnya orang nasrani yang memuja Isa bin Maryam secara berlebihan. Sungguh aku hanyalah seorang hamba……” (HR. Bukhari)

Itulah satu kalimat yang pernah diucapkan oleh lisan yang mulia berabad-abad silam. Rasulullah sang suri tauladan kita, enggan mendapat pujian bahkan sampai melarang ummatnya agar tidak kelewat batas memuji beliau seperti halnya orang nasrani.

Setidaknya ada dua alasan mengapa kita patut menjadikan Rasulullah Muhammad sebagai idola. Pertama, dari kacamata agama mengidolakan beliau tentu bernilai ibadah dan bakalan diganjar pahala. Kedua, setiap sisi kehidupan beliau selalu dipenuhi keteladanan dan peforma sempurna sebagai seorang insane manusia.

Maka dari itu sobat, nggak ada alasan lagi buat kita yang ngaku remaja Islam ini untuk mengambil idola selain Rasulullah Muhammad. Apalagi mengidolakan artis, penyanyi atau pemain bola yang jalan kehidupan mereka amat sangat jauh dari nilai Islam. Rugi banget deh bakalan. [Buletin As-Salam, Dhani/Jikindra Blog]

Speak Up Your Mind!
Tell us what you're thinking!

Terima kasih sudah berkomentar

About

Blog for Syariah and Khilafah. Berbagi catatan sederhana sebagai bentuk dukungan terhadap penjuangan penegakan Syariah dan Khilafah dan penolakan terhadap sistem kufur demokrasi.
Temukan Saya di Google+

Entri Baru